Menyenangkan rasanya bila begitu kita membuka jendela di pagi hari,
udara segar memenuhi paru-paru. Sayang, keadaan tersebut hampir tidak
dapat kita rasakan lagi. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan teknologi
menjadi beberapa penyebabnya.
Kini ada sebuah teknologi yang dapat mengembalikan udara segar ke dalam rumah Anda. Teknologi itu bernama Plasmacluster.
Plasmacluster pertama kali dikembangkan di Jepang oleh Research and
Development Team dari Sharp Corporation Japan sejak tahun 2000. “Untuk
pengembangan dengan sistem Plasmacluster secara nama dan teknologi hanya
ada di produk-produk Sharp,” jelas Rumbi Lahari Simanjuntak, Air
Purifier Plasmacluster Product Marketing PT Sharp Electronics Indonesia.
Sesuai namanya, plasma yang berarti ion dalam jumlah banyak dan cluster
yang berarti kumpulan, Plasmacluster memiliki arti kumpulan-kumpulan
ion dalam jumlah banyak. “Teknologi Plasmacluster ini mampu
menonaktifkan bakteri, jamur, virus, kuman, bau di udara yang merugikan
atau pun berbahaya bagi kesehatan manusia,” jelas Rumbi.
Siklus kerjanya aman dan ramah terhadap lingkungan, yaitu dengan mengambil unsur oksigen (O2) dan air (H2O) di udara, kemudian mengubahnya menjadi ion positif (H+) dan ion negatif (O2-) dalam sebuah ion generator. Ion ini akan mengikat mikro organisme dan berubah menjadi senyawa Hidroksil (OH-) dan menarik unsur Hidrogen (H+) di udara. Penggabungan kedua senyawa dan unsur ini akan kembali membentuk unsur air (H2O).
Untuk penggunaan sehari-hari, cukup menggunakan produk dengan kepadatan 7.000 ion Plasmacluster/cm3.
Sedangkan untuk tingkat steril dan higienitas tinggi, seperti dokter
dan ruang bayi, maka kepadatan 25.000 ion Plasmacluster-lah yang sesuai.
Selain air purifier, AC, dan kulkas, kini teknologi
Plasmacluster juga diterapkan pada produk pembersih helm dan mobil
dengan kepadatan 25.000 ion/cm3. Gunanya sama, yaitu untuk
menonaktifkan bakteri penyebab bau, jamur, dan virus. Berbagai produk
dengan teknologi Plasmacluster ini dapat diperoleh dalam kisaran harga
Rp 600.000—Rp 2 jutaan. (Bernadetta Tungga Aditya)
Source : http://www.tabloidrumah.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar